Minggu, 15 Agustus 2010

Pilot Adalah Cita-citaQ


Cita – Cita Kamu Apa?

April 1, 2008 by aQ

Miss X: Ntar kamu kalo gede mau jadi apa?
Si X: Mau jadi dokter gigi
Si Y: Mau jadi pilot
Winyo: Ga tau. Belum kepikiran hehehe …

Waktu kecil pasti pernah ditanya seperti itu. Sapa seh yang ga pernah ditanya kayak gitu pas kecilnya dulu. Saat teman – teman saya dengan mantap menjawab menjadi dokter, menjadi pilot ato menjadi insinyur, saya malah menjawab ga tau. Saya memang tidak pernah kepikiran bakalan menjadi apa pas saya gede. Pokoknya buat saya adalah live for today and try to think about tomorrow. Ga usah jauh – jauh berencana sampe sepuluh tahun ke depan mau ngapain. Cukup rencana – rencana jangka pendek saja.

Tapi yang membuat saya prihatin adalah tidak adanya anak muda yang mau bercita – cita jadi petani. Kenapa tidak pernah saya melihat anak yang dengan mantap mengacungkan tangannya dan mengatakan saya ingin jadi petani. Apa yang salah dengan profesi jadi petani? Bahkan orang tua yang jadi petani pun tidak mau anaknya jadi petani. Di desa saya, saat ini yang masih menjadi hanyalah generasi tuanya saja. Generasi muda yang seangkatan saya dan generasi dibawah saya, sudah tidak ada lagi yang mau jadi petani. Apakah karena jadi petani itu kurang keren ya?

Tapi memang sepertinya menjadi petani itu adalah pekerjaan yang tidak menjanjikan sama sekali. Petani adalah kumpulan orang – orang yang terjepit dari segala sisi. Sawahnya kejepit pembangunan tanpa pola, tanpa rencana, tanpa konsep tata ruang yang jelas. Harga komoditi hasil sawahnya terjepit pengepul – pengepul yang hanya mau ambil untung sendiri tanpa memikirkan kerja keras petani. Harga bahan baku yang semakin membubung ke langit semakin tidak terjangkau.

Disaat harga beras yang semakin tinggi, para petani bukannya menikmati tambahan hasil, mereka malah tambah melarat. Nasib … nasib … Sekarang saat harga beras yang tinggi di pasar internasional, ada wacana untuk mengekspor beras lokal demi memperoleh keuntungan. Tapi akankah itu bisa mengangkat kehidupan para petani? Well, sorry to say this, but there are no such thing mengangkat kehidupan petani. Yang ada hanyalah para pengepul dan spekulan yang bakalan tambah kaya. Petani mah tetap ajah melarat rat rat rat …

Ah, nasibmu petani – petani tercinta. Kau memberi makan tapi kau tidak bisa makan. Kau jadi tumpangan hidup orang lain, tapi kau sendiri tidak ada tumpangan. Satu – satunya kekayaanmu, sawahmu, dirampas secara sistematis, perlahan dan pasti. Entah sampai kapan para petani akan bertahan. Mungkin suatu saat profesi petani akan menjadi lembaran sejarah masa lalu saja, yang cuma bisa diceritakan tanpa disaksikan secara nyata.

Mungkin sudah saatnya para petani memboikot aja supaya mereka bisa punya sedikit power untuk menentukan hidup mereka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa cita-cita anda ?